Hawa terasa panas sekali, aku keluar dan berdiri di balkon teras, hatiku terasa kosong dan hampa semenjak kau bawa pergi, terbang jauh tanpa sepatah katapun, tanpa doa. Pandanganku menerawang jauh pula...tertumpu pada hamparan kerlap-kerlip lampu kota Bandung, bagai untaian permata, begitu gemerlap, sunyi dan damai... ditengahnya berjajar lampu landasan yang lurus perspektif seolah menegaskan itulah batas garis sebagai fokus utama dari pemandangan ini, sungguh menakjubkan!!...
Full moon..... hey ternyata hari ini bulan purnama, bulat penuh sempurna, terang sekali, langitnyapun jernih tidak ada awan yang menggantung. Ma Bijou.... kau suka memandang bulan? (tentu tidak!!...ha..ha..ha.. pasti itu jawabannya). Entahlah...aku sering merasa kalau ukuran bulan selalu lebih besar saat menjelang fajar.
Actually depends on... how we could see it..... yup! sebenarnya tergantung bagaimana cara kita memandangnya. Bulan akan seperti sebesar apa yang kita mau. Mau tau caraku memandang bulan?..... Aku suka memandangnya dengan cara memejamkan mata sebelah, Nah.... ini bulan purnamanya, indah bukan?

kemudian angkat ibujari, tempatkan persis di depan mata satunya yang terbuka, tarik-ulur sampai pas....... voala!! ..... maka bulan akan sebesar ibujariku.



Ma Bijou.... cobalah luangkan waktu sejenak untuk memandang bulan dengan caraku, pasti kau akan merasakan sensasi yang berbeda, merasakan keberadaanku, karena dimanapun, disuatu tempat (yang jelas jaraknya separuh bumi ini) akupun pasti sedang memandang bulan itu. Bulan yang sama. Maukah kau melakukannya sekali-kali untukku? karena aku telah jauh darimu, bila kau rindu padaku.... cukuplah dengan memandang bulan purnama, atau memandang kaki langit waktu senja yang berwarna jingga....
Dari kejauhan sayup-sayup terdengar lagu John Miles:
I’m miles from where you are
I’ll lay it down on the cold ground and
I pray that something picks me up and
sets me down on in your warm arms........